Melindungi diri dari risiko dengan asuransi merupakan cara bijaksana mempersiapkan segala kemungkinan buruk yang mungkin terjadi di masa depan.
Dari sejumlah pilihan asuransi – mulai dari kesehatan, kendaraan, jiwa, perjalanan dll, apakah seseorang masih membutuhkan asuransi kecelakaan diri (personal accident insurance)?
Asuransi Kecelakaan Vs. Asuransi Jiwa
Asuransi jiwa reguler umumnya mencakup proteksi atas kematian, sedangkan asuransi kecelakaan diri tidak hanya memberi santunan meninggal akibat kecelakaan, melainkan juga menyediakan manfaat saat seseorang mengalami cacat karena kecelakaan.
Perlindungan yang dicakup asuransi kecelakaan berkisar dari perlindungan menyeluruh yang mencakup cacat tetap dan sementara, hingga yang hanya mencakup cacat total atau kematian akibat kecelakaan.
Itu sebab, penting untuk memahami apa saja yang tercakup dalam polis sehingga meminimalkan terjadinya penolakan klaim.
Sebagai contoh, sebagian besar perusahaan asuransi hanya memberikan persentase tertentu dari total uang pertanggungan dalam hal cacat sementara (misalnya patah kaki), tapi besar persentase akan berbeda untuk tiap perusahaannya.
Tidak seperti asuransi kesehatan, asuransi kecelakaan diri biasanya diambil secara individu dan menjembatani kesenjangan antara manfaat asuransi jiwa dengan asuransi kesehatan.
Mirip dengan asuransi jiwa, asuransi kecelakaan menyediakan uang pertanggungan dalam kasus kematian, tetapi juga memberikan kompensasi atas peristiwa kecelakaan.
Hal ini sangat berguna jika seseorang memiliki hutang yang harus dibayar, sementara dia tidak bisa melakukan pekerjaannya secara normal akibat mengalami kecelakaan.
Dianjurkan bagi siapa saja (idealnya seawal mungkin) untuk memiliki asuransi kecelakaan diri, dan memastikan besar uang pertanggungan setidaknya 50 kali gaji bulanan.
Asuransi Kecelakaan Vs. Asuransi Kesehatan
Dibanding asuransi kecelakaan diri, asuransi kesehatan juga menawarkan manfaat yang sama seperti biaya rumah sakit, tapi bahkan perlidungan seperti asuransi penyakit kritis, yang mengkompensasi pendapatan yang hilang karena sakit, tidaklahsekomprehensif asuransi kecelakaan diri.
Misalnya, dalam asuransi penyakit kritis, tertanggung harus hidup dalam jangka waktu minimum (biasanya 30 – 90 hari) setelah diagnosis penyakit kritis untuk bisa mengklaim manfaat dalam skema asuransi ini.
Juga, sebagian besar skema asuransi kesehatan tidak menawarkan kompensasi untuk hilangnya pendapatan, dll.
Itu sebab, sekali lagi, asuransi kecelakaan diri merupakan jembatan atau penghubung antara polis asuransi jiwa dan asuransi kesehatan.
Ringkasan
• Asuransi kecelakaan diri hanya dapat diambil secara perseorangan (bukan kelompok).
• Menghubungkan kesenjangan antara manfaat asuransi jiwa dengan asuransi kesehatan.
• Pilihan yang berbeda seperti perlindungan penuh (cacat sementara & permanen), hanya kematian, dll.
• Dianjurkan untuk membeli asuransi kecelakaan diri sedini mungkin.[]